Sabtu, 18 Juli 2009

Saat Uang Digantikan dengan Uap

Community Development secara sederhana bisa diartikan dengan bina lingkungan merupakan suatu kegiatan yang dila-kukan oleh badan usaha dalam memberikan nilai tambah kepada masyarakat dan lingkung-an di sekitar lokasi kegiatan usahanya. Dengan adanya nilai tambah tersebut diharapkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat dapat terangkat.

Program ini sebenarnya sangat jitu jika dikelola secara maskimal dan profesional. Dampak dari program community development memberikan hasil berupa nilai tambah yang tidak pernah terbayang sebelumnya.

Dalam prakteknya, community development sering diartikan dengan pembangunan atau perbaikan jalan, rumah ibadah, sekolah, dan lain-lain. Tidak ada yang salah dengan hal tersebut, karena tujuannya tetap untuk mense-jahterakan masyarkat sekitar. Dengan adanya jalan, rumah ibadah, dan fasilitas sekolah yang memadai otomatis akan dapat membantu meningkatkan taraf hidup masyarakat, akti¬-vi¬¬tas ekonomi yang semakin maju dan dinamis, peluang mendapatkan masa depan yang lebih baik, dan lain sebagainya.

Tetapi semua kegiatan tersebut pasti mem-butuhkan anggaran yang jumlahnya tidak kecil. Dan pada akhirnya membawa community development kepada suatu pemahaman sempit yang selalu identik dengan memberikan “uang”.

BANGKIT DARI KRISIS
Mengurangi angka kemiskinan, mencipta-kan lapangan pekerjaan, meningkatkan daya beli rakyat, dan membangun kembali ekonomi Indonesia harus menjadi agenda khusus bagi seluruh elemen di negeri ini untuk bangkit dari krisis.

Semangatnya sama dengan program community development yang sudah dijalankan oleh entitas-entitas bisnis dan sebagian besar masyarakat sudah bisa merasakan hasilnya.

Pengembangan perekonomian rakyat bisa dilakukan dengan memanfaatkan potensi daerah yang ada. Seperti di Tomohon, Sulawesi Utara yang memiliki potensi aren yang cukup besar. Untuk memanfaatkan potensi aren yang dimilikinya, dibangunlah sebuah pabrik gula aren yang dikelola oleh Yayasan Masarang.

Pabrik yang diresmikan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono pada Minggu (14/1) tersebut merupakan pabrik gula aren pertama di Indonesia dan pabrik gula aren pertama di dunia yang menggunakan energi panas bumi. Energi panas bumi dimanfaatkan sebagai pengganti bahan bakar untuk proses pembu-atan gula aren.

Pertamina Area Geothermal Lahendong memasok uap panas bumi secara cuma-cuma untuk industri pabrik gula aren tersebut. Pasokan ini merupakan bentuk kontribusi Pertamina demi terciptanya pertumbuhan ekonomi dan memberikan dampak pening-katan kesejahteraan dan menurunkan angka pengangguran di sekitar area operasi.

Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Bambang Kustono menegaskan bahwa Pertamina memasok uap sebesar 4 ton per jam. “Ini merupakan community development Perta-mina,” ujarnya di Lahendong, Minggu (14/1).

Bambang Kustono menegaskan energi panas bumi tidak hanya bisa dimanfaatkan untuk pembangkit listrik. Ia menjelaskan bahwa saat ini sudah mulai dilaksanakan pemanfaatan panas bumi untuk pemakaian langsung seperti pengeringan gula aren dan yang sedang dikembangkan adalah untuk mengeringkan kopra.

Dampak beroperasinya pabrik tersebut sudah dirasakan oleh 3.500 orang petani aren di Tomohon yang menjual hasil sadapannya ke pabrik gula aren Masarang.

Direktur Pabrik Gula Aren Masarang Albert K Mait mengatakan bahwa pabrik ini dapat didirikan karena ada akses kerjasama dengan Pertamina untuk pasokan uap panas bumi secara cuma-cuma. Keuntungan dari pe-manfaatan panas bumi yang dipasok Pertamina adalah pabrik tersebut dapat menghemat bahan bakar yang sangat besar dan membantu pelestarian lingkungan.

Menurutnya, untuk proses selama satu jam jika dilakukan secara tradisional bisa mengha-biskan 20 kilogram kayu bakar. Apalagi jika dikalikan sebanyak 3.500 petani anggota kami yang melakukan kegiatan tersebut secara serentak maka kayu bakar yang dibutuhkan bisa mencapai 7.000 kilogram per hari dan ini berpotensi merusak lingkungan. “Kita mensyukuri panas bumi dari Pertamina bisa membantu petani di Tomohon,” ujarnya.

Pabrik gula aren Masarang telah meng-ekspor produk perdana ke Amsterdam dengan jumlah 12,6 ton. Harga jual gula aren diperkirakan mencapai 96 ribu rupiah per kilogram.

Pabrik ini memiliki kapasitas produksi terpasang sebesar 2,5 ton per hari. Tetapi saat ini baru beroperasi satu ton per hari dengan 35 orang pekerja yang bekerja satu shift. Direktur Pabrik Gula Aren Masarang Albert K Mait mengatakan ke depan di-mungkinkan untuk beroperasi penuh dalam tiga shift kerja.

Community development yang dilakukan Pertamina Area Geothermal Lahendong telah membuahkan hasil yang sangat signifikan terhadap masyarakat Tomohon. Mulai dari pengurangan angka pengang-guran dan kemiskinan dengan adanya lapangan kerja baru, peningkatan penda-patan ekonomi setempat, serta pelestarian lingkungan hidup.

Melaksanakan community development memang harus fokus pada hasil akhir yang diharapkan dan tidak selamanya berarti memberikan sumbangan berupa uang. Pada kesempatan ini Pertamina telah membuk-tikan komitmennya terhadap lingkungan sekitar sekaligus memberi bukti bahwa dalam hal ini bantuan uang dapat digantikan dengan pasokan uap.

(adp_Feature Reportase)

Tidak ada komentar: