Sabtu, 18 Juli 2009

Toni Knalpot

Modifikasi kendaraan bermotor telah menjadi salah satu hobi yang cukup digandrungi oleh kebanyakan orang. Pencinta modifikasi ini sebenarnya tidak mengenal batas usia. Namun demikian, mayoritas penggemarnya berada pada usia remaja hingga paruh baya.

Tujuan dari para modifikator tentunya beragam. Ada yang sekedar mengikuti trend, tampil gaya, atau ada juga yang lebih didominasi unsur kebutuhan akan performa kendaraan, dan masih banyak lagi. Intinya, ada unsur ketidakpuasan dari para pencinta modifikasi ini terhadap kondisi kendaraan mereka yang standar pabrikan.

Trend modifikasi yang berkembang di Indonesia, sebagian besar dipengaruhi oleh trend di luar negeri. Salah satu media masuknya aliran atau jenis modifikasi itu bisa melalui media film, majalah, pameran, kontes dan media lainnya. Film Too Fast Too Furious misalnya. Film ini menggugah keinginan para pencinta modifikasi untuk merombak mobilnya seperti yang dimiliki sang bintang.

Kegiatan seperti ini banyak ditemukan di daerah kota besar sampai ke kota kecil. Tidak hanya terbatas di Jawa saja, aksi para pencinta modifikasi ini juga tersebar di berbagai penjuru negeri ini. Bisa dikatakan dari Sabang sampai Merauke.

Hobi semacam ini tentunya merupakan peluang bisnis bagi para mekanik. Tidak hanya sekedar mereparasi dan mengubah bentuk, seringkali para mekanik menerima pesanan beberapa bagian kendaraan atau sparepart atas permintaan khusus. Dalam hal ini, knalpot kendaraan merupakan salah satu ceruk pasar yang lumayan menjanjikan dari segi komersial..

Bagi Toni (60) bisnis ini memiliki daya tarik tersendiri. Ia merintis usaha industri knalpot yang diberi nama Toni Knalpot di Balikpapan sejak lama. Awalnya, cerita Toni, ia membuka usaha bengkel biasa. Itu sekitar tahun 1970-an. Toni mengatakan bahwa pertama kali ia memulai usahanya sendiri. Bengkel ini untuk pertama kalinya melayani motor dan terus berkembang melayani mobil. ”Karena hal tersebut juga didukung latar belakang saya yang dari STM jurusan teknik mesin,” ujarnya saat ditemui.

Toni menegaskan bahwa keberaniannya untuk membuka bengkel bukan datang dari pengalaman. Dorongan keberaniannya berdasarkan ilmu yang ia miliki. “Untuk mobil awalnya hanya bidang las, lalu merambah ke cat duco dan terakhir, saya pun coba ke bidang mesin dan juga ketok magic,” kata Toni.

Sejalan dengan waktu setelah Toni membuka bengkel motor dan mobil, ia dibantu oleh empat orang tenaga lainnya. ”Mereka saya bawa dari Jawa dan saya bayar dengan sistem upah,” tegasnya tentang para karyawannya.

Seiring dengan perkembangan zaman, Toni melihat peluang usaha di bidang pembuatan dan reparasi knalpot. Akhirnya, setelah urun rembuk dengan keluarganya, usaha bengkelnya beralih ke knalpot sekitar tahun 1993. ”Itu pun hasil pilihan dari anak-anak yang saya lakukan secara musyawarah,” tambahnya. Tentunya Toni memiliki alasan kuat dalam pengambilan keputusan tersebut. Usaha knalpot dipilih karena tidak terlalu berisiko besar, waktunya relatif singkat. Selain itu, ia juga sempat mempelajari seluk-beluk knalpot di Surabaya pada 1989. Dan dari kota itu juga Toni mendatangkan bahan bakunya.

Toni bercerita bahwa pelanggan pertama bengkel knalpotnya adalah orang dari Pertamina. ”Ketika orang Pertamina datang ketempat saya, waktu itu bengkel saya masih umum, dan orang Pertamina tersebut minta dibuatkan knalpot dengan ukuran yang sudah ditentukan,” ujarnya. Toni menambahkan bahwa panjang ukuran dapat mempengaruhi harga dari knalpot itu sendiri.

Melihat hasil karya Toni, orang Pertamina tersebut merasa puas. Ternyata, kisah ini tidak berhenti disini. ”Orang Pertamina itu membawa teman-temannya untuk ke bengkel saya ini,” ungkap Toni senang. Pada saat memutuskan untuk menjadi bengkel spesialis, Toni dibantu dengan dua orang tenaga kerja.

Dalam menjalankan usahanya ini, Toni menyatakan bahwa dirinya membutuhkan dana yang tidak sedikit. Dari konsumennya yang kebanyakan orang Pertamina, Toni mendapatkan penjelasan perihal dana PKBL. Setelah diberi beberapa penjelasan, masih kata Toni, akhirnya ia berminat juga mengajukan proposal ke Pertamina untuk mendapatkan tambahan dana sebagai modal usaha. Untuk itu Toni mencoba mengajukan permohonan ke Pertamina UPms VI Balikpapan. ”Untuk pertama kalinya menerima bantuan dari Pertamina pada akhir tahun 1996. Awalnya saya mengajukan proposal dan dari pihak Pertamina mengirim tim survei ke lokasi. Setelah itu baru turun dana sebesar Rp. 15 juta,” kata Toni.

Beberapa bulan kedepan tepatnya pada tahun 1997 Indonesia dihantam badai krisis moneter dan hal tersebut mempengaruhi perekonomian di segala sektor. Dengan adanya krisis tersebut, pengembalian dana Toni agak sedikit tersendat. Walaupun demikian, bengkel Toni tidak sempat tutup atau gulung tikar.

Toni mengatakan bahwa melihat kondisi seperti ini pihak Pertamina tidak terlalu menekan. ”Karena bukan hanya bengkel saya saja yang drop, hampir seluruh pengusaha besar maupun kecil terkena dampaknya,” ungkapnya. Perlahan tapi pasti mungkin itu yang menjadikan Toni tetap bertahan dan terbukti, bengkelnya masih bertahan hingga sekarang. Akhirnya pembayaran ke pihak Pertamina pun kembali lancar.

Toni mengakui bahwa minat modifikasi di Balikpapan cukup tinggi. Ia mengatakan bahwa dalam satu hari konsumen yang datang rata-rata mencapai lima sampai delapan mobil. ”Tapi sering juga konsumen yang datang sampai tidak tertampung,” imbuhnya.

Melihat karya Toni, para pelanggan mengakui keunggulannya. Salah satunya adalah Bambang (37). Ia merasa puas karena pelayanan dan hasilnya tidak mengecewakan. Bambang mengatakan bahwa dirinya sudah dua tahun berlangganan di bengkel knalpot ini. Satu hal yang pasti, kata Bambang, service knalpotnya bagus banget. ”Karya Pak Toni sesuai dengan keinginan pelanggan,” kata Bambang.

Bambang memberikan contoh. “Misalnya saya ingin suaranya seperti ini atau begitu, bengkel Toni bisa menanganinya dengan maksimal dan hasilnya sangat memuaskan,” tutur Bambang.

Toni pun tak segan-segan memberikan garansi terhadap hasil kerjanya jika ada keluhan dari pelanggan. ”Apabila tidak sesuai dengan keinginan saya, dengan senang hati dibongkar kembali,” ungkap Bambang.

Bicara soal harga, Bambang menilai bahwa hal itu relatif dan disini harga sangat bersaing. Salah satu kelebihan Toni Knalpot, kata Bambang, garansi yang ditawarkan juga cukup lama, berkisar tiga hingga empat bulanan. ”Untuk sekali perbaikan tarif yang diberikan dapat dilihat dari kebutuhannya apa dan kerusakannya apa saja,” ujarnya lagi.

Nah, bagi anda yang berdomisili di Balikapapan dan berminat memodifikasi knalpot kendaraan anda, tidak ada salahnya untuk menghubungi Toni Knalpot di (0542)-18558 atau datang langsung ke Jl. Soekarno Hatta Rt. 21 No. 45.

(adp_Feature Reportase_Diterbitkan 2005)

Tidak ada komentar: