Sabtu, 18 Juli 2009

Temulawak

Temulawak bagi kebanyakan orang Indonesia bukanlah barang baru. Tanaman umbi yang berkhasiat ini telah lama dikenal oleh masyarakat dan dikonsumsi sebagai jamu. Di masa kanak-kanak teringat pembicaraan orang tua jika kita sulit makan. ”Cekokin temu lawak saja,” kata orang tua yang lain memberikan solusi.

Selain itu, seorang rekan yang baru saja pulih dari gangguan fungsi hati yang dideritanya juga mengkonsumsi temulawak. “Banyak orang yang bilang temulawak bagus untuk memperbaiki fungsi hati,” ujarnya.

Jika bicara soal rasa temulawak tentunya banyak pendapat yang terucap. Ada yang mengatakan enak tetapi juga ada yang mengatakan sebaliknya. Ini semua tergantung bagaimana cara memproses dan menyajikannya. Namun jika dari sisi khasiat, mayoritas konsumen sepakat mengacungkan jempol untuk obat tradisional ini. Sebenarnya apa sih temulawak itu, dan sedahsyat apa khasiat yang dimilikinya?

Temulawak yang memiliki nama latin Curcuma Xanthorhiza Roxb ini sejak lama dikenal masyarakat sebagai tanaman umbi yang mampu menambah nafsu makan. Kandungan di dalam temulawak memang banyak ragamnya. Untuk urusan meningkatkan nafsu makan, pakar obat-obatan tradisional seperti dikutip Koran Tempo, 4 Januari 2006 mengatakan bahwa zat yang bernama minyak atsiri, dikenal memiliki bau dan rasa khas temulawak, merupakan zat yang mampu meningkatkan nafsu makan. Sumber lain menulis bahwa minyak atsiri juga bisa membunuh mikroba. Buahnya mengandung minyak terbang (anetol, pinen, felandren, dipenten, fenchon, metilchavikol, anisaldehida, asam anisat, kamfer), dan minyak lemak.

Fungsi lain dari temulawak adalah menjadi hepato protector alias mengatasi kerusakan fungsi hati. Beberapa orang teman yang pernah mengalami gangguan fungsi hati mengeluhkan tentang penyakit ini. Gangguan fungsi hati (lever) adalah penyakit yang tidak mengenakkan dan serba salah. Karena banyak hal yang harus diatur dengan seksama dari mulai aktivitas hingga asupan makanan dan minuman. Bahkan, keluhan yang seringkali kita rasakan seperti badan terasa lesu dan tidak bersemangat di siang hari, sulit tidur di malam hari, keluhan di pencernaan seperti sakit maag, demam dan mual, bisa jadi merupakan indikasi adanya gangguan pada fungsi hati kita.

Seorang guru besar Universitas Padjajaran di Bandung sebagaimana dikutip suratkabar harian Sinar Harapan mengungkapkan kemujaraban temulawak sebagai hepato protector berdasarkan hasil penelitian. Temulawak juga terbukti bisa menurunkan kadar kolesterol dalam darah dan sel hati. Dari penelitian, ditemukan bahwa khasiat temulawak ini berada dalam kandungan kurkumin, zat yang berguna untuk menjaga dan menyehatkan hati (lever), dan mencegah hepatitis B dan risiko kanker hati.

Sumber lain mengutip bahwa kurkumin yang terdapat pada rimpang tumbuhan ini bermanfaat sebagai acnevulgaris, di samping sebagai anti inflamasi (anti radang) antioksidan, anti hepototoksik (anti keracunan empedu) dan antitumor. Seperti dikutip dari berbagai sumber, komposisi kimia dari rimpang temulawak adalah protein pati sebesar 29-30 persen, kurkumin satu sampai dua persen, dan minyak asiri antara enam hingga sepuluh persen.

Temulawak juga memiliki kekuatan untuk mengobati kanker dalam stadium dini. Temulawak juga berkhasiat menghilangkan rasa nyeri dan sakit karena kanker. Seorang herbalis Yellia Mangan menulis dalam bukunya yang berjudul Cara Bijak Menangani Kanker tentang keampuhan temulawak. Menurutnya, ramuan temulawak ini dapat dikonsumsi jika penyakit masih dalam stadium dini. Namun, katanya, jika selama dua bulan tidak kunjung membaik maka ia menganjurkan agar pasien berkonsultasi dengan dokter atau ahli yang lebih berpengalaman.

Yellia mengatakan bahwa ramuan temulawak untuk mengobati kanker dapat diminum segera setelah menjalani operasi pengangkatan kanker dan radiasi. Ini, katanya, dimaksudkan untuk memutuskan rantai sel kanker yang mungkin masih tertinggal. Tambahnya lagi, ramuan temulawak dapat diminum setelah dua minggu sejak kemoterapi dilakukan. Bila dokter memberikan obat, tambahnya, ramuan sebaiknya diminum dua jam sebelum atau setelah mengonsumsi obat dokter.

Setelah memahami khasiatnya, pertanyaan selanjutnya adalah bagaimana cara mengolahnya. Kabelan Kunia, M. Si., dari Pusat Bioteknologi ITB sebagaimana dituliskan pada harian Pikiran Rakyat mengatakan bahwa penggunaan temulawak pada prinsipnya sama dengan kunyit maupun kencur, yaitu diparut dan diambil airnya. Sedikit ada beberapa penambahan komponen untuk penyakit tertentu. Pada gangguan ginjal untuk satu rimpang temulawak, ditambahkan segenggam daun kumis kucing dan segenggam daun meniran dengan empat gelas air, direbus sampai tinggal setengahnya. Diminum tiga kali sehari. Untuk menambah nafsu makan bisa dicampur juga dengan rimpang lengkuas. Sedang untuk memperbaiki rasa bisa ditambah gula aren, asem atau jeruk nipis sesuai selera.

Kehidupan dan Budidaya Temulawak
Bicara tentang temulawak tentu kita perlu mengetahui cara budidayanya. Temulawak adalah tumbuhan asli Indonesia, tetapi penyebarannya hanya terbatas di Jawa, Maluku, dan Kalimantan. Sebagai tanaman obat, temulawak biasa dibudidayakan orang dan menjadi salah satu komoditas pertanian. Namanya pun beranekaragam, seperti di Jawa Barat, temulawak dikenal dengan nama koneng gede. Dalam bahasa Jawa dan di Madura disebutnya temulabak.

Temulawak termasuk dalam keluarga Zingibereaceae banyak ditemukan di hutan-hutan daerah tropis. Temulawak juga berkembang biak di tanah tegalan sekitar permukiman, terutama pada tanah gembur, sehingga buah rimpangnya mudah berkembang menjadi besar. Temulawak termasuk jenis tumbuh-tumbuhan herba yang batang pohonnya berbentuk batang semu dan tingginya dapat mencapai dua meter. Daunnya lebar dan pada setiap helaian dihubungkan dengan pelapah dan tangkai daun yang agak panjang.

Temulawak mempunyai bunga yang berbentuk unik (bergerombol) dan berwarna kuning tua. Rimpang temulawak sejak lama dikenal sebagai bahan ramuan obat. Aroma dan warna khas dari rimpang temulawak adalah berbau tajam dan daging buahnya berwarna kekuning-kuningan. Daerah tumbuhnya selain di dataran rendah juga dapat tumbuh baik sampai pada ketinggian tanah 1.500 meter di atas permukaan laut.

(adp_Feature Umum)

2 komentar:

truly mengatakan...

good info buddy..
http://maytarg.blogspot.com/

Unknown mengatakan...

keren info temulawaknya